MamaOla

Kamis, 19 Juni 2008

IDOLA


Indonesian Idol kali ini separuhnya adalah anak Tuhan. Tifany, Gisel, Andy, Beto, Patudu, dan Ibeth. Baca profilnya disini dan mari kita doain biar mereka jadi musisi yang sukses, menjadi teladan, memuliakan nama Tuhan dalam karier dan hidupnya dan tidak menjadi batu sandungan bagi penggemarnya. Buat kamu-kamu yang pengen ikut dukung SMS, plis bijak kalo pake pulsa ya.

Ngomong-ngomong soal idola, sebenernya ada degradasi makna dari kata idola. Diambil dari kata eidōlon (greek) yang berarti 'an image of a god used as an object of worship'. Alias gambaran tuhan yang dipakai sebagai objek penyembahan, atau 'A false god' (tuhan palsu). Tapi sekarang, kata idola cuman berarti: 'an object of extreme devotion' (objek pemujaan) atau 'One that is adored, often blindly or excessively' (sesuatu/seseorang yang dipuja, seringkali secara berlebihan). Kini, kata 'idola' dipakai untuk menyebut orang yang populer dan banyak penggemarnya (tokoh, bintang film, penyanyi dsb).

Jadi inget beberapa taun lalu, saya membaca berita seorang ibu yang umurnya udah kepala tiga nulis surat ke satu tabloid, isinya bilang kalo dia sangat ngefans berat sama F4 dan merengek sama suaminya agar memperbolehkan kamar tidur mereka dipenuhi dengan poster F4. Ada lagi cewek yang mulai membanding-bandingkan Tao Ming She dengan pacarnya yang lebih mirip adonan Tahu MinYen. Ada pula seseorang yang maksain pergi ke Taiwan cuman pengen ketemu Vic Zhou. Trus, yang bela-belain ikutan kontes model biar bisa jadi model videoklipnya Vanness Wu, padahal nggak ada muka or postur model. Juga ada yang sampe ngamuk-ngamuk kalo ada yang ngejelek-jelekin Ken Zhu! Saya juga pernah ketemu ama cowok yang bela-belain ngegondrongin rambutnya gara-gara pacarnya maksa dia harus kayak Jerry Yan!


Lu rese banget sih! Masa suka F4 aja nggak boleh? Apa nggak ada yang laen yang bisa ditulis? Hehe, gitu kali ya remaja yang baca blogku ini. Memang nggak aneh sih. Dari zaman nenek buyut kita, yang namanya ngidolain orang tuh selalu ada. Dari yang cuman sekedar suka sampe yang tergila-gila.


Tapi kalo sampe anak Tuhan yang tergila-gila? Hmmm.. ini yang bikin pusing. Sebetulnya menyukai suatu tokoh adalah hal yang wajar, sangat wajar. Bahkan boleh dibilang bagus jika berdampak positif bagi kehidupan kita. Tapi sebagai anak Tuhan, ngefans or “mengidolakan” seseorang tentunya harus melalui banyak pertimbangan:

1. Apakah tokoh yang kita “idolakan” membawa kita kepada hal negatif? (termasuk membuat kita menomorduakan Tuhan). Jika ya.. bertobat dan tinggalkan. “..yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4).

2. Apakah tokoh yang kita “idolakan” mengambil banyak sekali perhatian kita? Jika ya, kembali ke poin 1 atau lihat poin 3.

3. Apakah tokoh yang kita “idolakan” membangun kita? Membawa kepada hal yang positif? Jika ya.. lihat poin no 4.

4. Yang utama harus tetap Tuhan Yesus di atas segalanya: pikiran-perkataan-perbuatan. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Matius 22:37). “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:6).

5. Mana yang lebih berpengaruh dalam hidup kita: Firman Tuhan atau sikap/perkataan tokoh pujaan kita?

6. Mana yang lebih kita tiru: gaya hidup Yesus atau gaya hidup idola kita?

7. Mana yang lebih menyita waktu, pikiran dan perhatian kita: Tuhan atau idola kita?

8. Saat idola kita mengecewakan: kecewa berat or asik-asik aja?

9. Berhati-hatilah dengan pola pikir yang kita terima, baik dari kepribadian si idola ataupun cerita yang dibawakan si idola. Firman Tuhan harus tetap jadi pedoman nomor satu.

Khusus buat para pembaca blog yang ngerasa sebagai prajurit Allah: “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (2 Timotius 2:4). Bangun tidur, ingatnya idola atau episode film yang tadi malam kita tonton. Ada show idola kita di tipi, lupa doa, lupa makan, lupa mau nganterin mami ke pasar. Milih pasangan hidup, ngotot pengen kayak idola kita. Kayaknya, ada banyak hal lain yang perlu jadi fokus perhatian dan pikiran kita: pelayanan kita kepada Tuhan, jiwa-jiwa, dan keluarga kita. Yaa.. semua demi kebaikan kita supaya kita nggak terganggu dalam melayani Tuhan.

“Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan”. (1 Korintus 7:35).

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8). (F! www.kacamata3d.blogspot.com).


HOME

2 komentar:

Anonim mengatakan...

He..he..
Gereja khan sering kali juga ikut ngundang "idola-idola", "artis-artis" yang agamanya kristen...trus menjadikannya daya tarik di Kebaktian...
Semoga aja yang datang ga salah motif...
Semoga aja yang datang dengan motif salah, bisa bertemu dengan ALLAH yang sejati..
Semoga ajah.

Belly Surya Candra Orsa mengatakan...

Great Blog..!!!! Keep Blogging.... :)

MamaOla